Ali disisi Rasulullah Seperti Musa dg Harun hanya Tak ada Nabi Lagi Setelahnya

17 September 2008

Kalla: Contohi BLT, Meski Penerimanya 19 Juta Tetap Aman

miskin povertypic

Statement Yusuf Kalla tersebut tampaknya menjadi pembelaan diri pemerintah terhadap kasus Musibah Zakat yang mengakibatkan kematian orang miskin di Pasuruan Jawa Timur 15/09/08. Arah statement Yusuf Kalla tampaknya masih berkutat tentang mekanisme pembagian zakat atau bagaimana mengorganized zakat sehingga terbagi dengan aman. Yang membelokkan issue kemiskinan Indonesia yang belum berhasil di atasi oleh pemerintahan ini kepada issue mekanisme pembagian zakat dan sebagainya.

Inti permasalahannya adalah pemerintah SBY-JK belum mampu mengatasi beratnya perekonomian kita, fakta di Pasuruan tersebut, masyarakat yang berkumpul ribuan orang hanya sekadar ingin mendapatkan sedekah yang besarannya puluhan ribu rupiah menjadi bukti empiris bahwa masalah kemiskinan, pengangguran bukanlah sukses story seperti yang dilaporkan oleh SBY-JK di Gedung MPR/DPR beberapa waktu yang lalu.

Pada saat pemerintah SBY-KALLA menyampaikan nota keuangan 15 Agustus Lalu, laporan tersebut Klaim SBY yang menyatakan bahwa angka kemiskinan tahun 2008 ini adalah angka kemiskinan terendah, baik besaran maupun prosentasenya selama 10 tahun terakhir.

Jika data yang disajikan oleh SBY-JK tersebut valid dan tidak sekadar yang membuai rakyat bahwa SBY-JK telah bekerja keras memperbaiki ekonomi bangsa ini, seharusnya semakin berkurang kita melihat masyarakat antri minyak tanah, antri blt yang sedemikian panjangnya atau bahkan zakat yang berujung pada kematian, jauh panggang dari api.

Faktanya diantara cerita pertumbuhan ekonomi yang mencapai rata2 6% pertahun yang disampaikan oleh pemerintah dan dikatakan adalah pencapaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Prestasi di bidan ekonomi tersebut, sangat kontras dengan semakin banyak anak2 berada dijalanan karena tidak bisa sekolah, jumlah pengangguran yang kian meningkat dari tahun ke tahun, tingkat kriminalitas yang semakin tinggi akibat dari kesulitan ekonomi, bahkan busung lapar.

Ataukah prestasi ekonomi tersebut adalah hanya dinikmati sebagian elite penguasa dan pengusaha dinegeri ini? Segelintir orang mungkin yang meraup berkah dari prestasi ekonomi SBY-JK ini, yaitu Cukong Minyak, Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit yang mendapatkan berkah dari kecenderungan tingginya harga komoditas tersebut hari ini, namun sebagian terbesar rakyat indonesia lainnya justru semakin melarat akibat dari meningkatnya harga komoditas tersebut, petaka ini diakibatkan karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang secara langsung mengikuti peningkatan harga komoditas tersebut kecenderungan tersebut mengakibatkan efek turunan yaitu meningkatnya juga segala jenis kebutuhan lainnya yang tidak sebanding dengan peningkatan penghasilan. Kita merasakan inflasi begitu tinggi beberapa bulan terakhir ini.

Ada baiknya Yusuf Kalla tidak hanya berstatement yang justru kontraproduktif dengan apa yang sedang dialami oleh masyarakat, pemerintahan ini harus bekerja keras mengatasi permasalahan kemiskinan, pengangguran, pendidikan, kesehatan, pemerataan. Opini dan counter opini tidak akan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh bangsa kita yang ada hanya semakin tipisnya kepercayaan kita terhadap elite politik yang bisanya mengeruk kekayaan negara untuk kepentingan pribadinya masing-masing.

Semakin tipisnya kepercayaan masyarakat kita terhadap pemerintah ini bukan hanya asumsi, ini terlihat dari kecenderungan golput yang semakin meningkat dalam pilkada diberbagai wilayah di negara kita. Yang membuktikan bahwa siapa saja yang duduk dalam pemerintahan bukan untuk memperbaiki nasib rakyatnya tapi justru untuk mengeruk kekayaan di negara ini untu kepentingannya sendiri.

Bukti apa lagi yang harus ditampakkan bila kematian di Pasuruan Jawa Timur tersebut yang merupakan bukti kemiskinan dan kelaparan masih membayangi dan menghantui masyarakat kita masih disangkal oleh pemerintah? Buah hasil dari kegagalan negara mensejahterakan rakyatnya.

Seharusnyalah pemerintah sadar bahwa kemiskinan dan kemelaratan adalah kenyataan sejarah yang kita alami dan harus diselesaikan. Bukan justru pemerintah mencari kambing hitam bahwa zakat terhadap yang diberikan oleh H. Syaikhon . Sebab kematian 21 orang di Jawa Timur tersebut adalah akibat dari kemiskinan, kemelaratan dan buah pembangunan ekonomi yang timpang. Bukan justru H.Syaihon dan keluarganya memberikan bantuan dan berbuat baik berdasarkan apa yang mampu mereka lakukan malah dikriminalkan. Kemudian Pemerintah dan lainnya sibuk berpolemik tentang mekanisme pembagian zakat.

hunger

16 September 2008

Suara Parau Mengerang yang Tersesat di Rimba Jiwanya Sendiri: Munajat Orang Yang Mengadu

Suara Parau Mengerang yang Tersesat di Rimba Jiwanya Sendiri: Munajat Orang Yang Mengadu

Munajat Orang Yang Mengadu

  • Tuhanku

Kuadukan padamu diri

Yang memerintahkan kepada keburukan

Yang bersegera melakukan kejahatan

Yang tenggelam dalam kemaksiatannya kepadamu

Yang menentang terhadap kemurkaanmu

Yang membawaku dalam kebinasaan

Menjadikanku

Orang celaka yang ternista

Berlumur noda

Berimaji hampa

Yang bila dia tertimpa bencana, maka ia berkeluh kesah

Kala untung diraih, bakhil bertambah

Cenderung pada permainan dan kesenangan

Penuh dengan kealpaan dan kelalaian

Terikat selalu dalam dosa

Menghalagiku dalam bertaubat

  • Ilahi

Kuadukan ini padamu

Musuh yang menyesatkanku

Syetan yang menyesatkanku

Ia telah mesesakan dadaku dengan keraguan

Godaannya telah menyesak didadaku

Sehingga hawa nafsu menjadi penopangnya

Ia hiaskan padaku cinta dunia

Ia membentengiku untuk taat dan taqarrub

  • Ilahi

Kuadukan ini padamu

Hati keras membatu dengan goncangan was-was

tertutup noda dan kekufuran

Mata yang beku dengan tangisan takut akan-mu

Namun cair untuk kesenangan dirinya

  • Ilahi

Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan kuasa-mu

Tiada keselamatan bagiku dari bencana dunia kecuali

dengan rahmat mu

Aku bermohon kepada-mu

Dengan keindahan hikmahmu

Jangan kau biarkan daku mencari karunia selainmu

Jangan jadikan daku sasaran cobaan

Jadilah Engkau pembela melawan musuhku

Penutup cela akan aib dan celaku

Pelindung akan bencana

Penjaga kedurhakaan

dengan kasih dan sayang mu

imam khomeini mengadu mullah behkat

Wahai yang paling pengasih dari segala yang mengasihi,..

Ya Arhamarohimin.

(diambil dari shahifah sajjadiyah terjemahan Jalaluddin Rakhmat).

Kerja By: Kahlil Gibran

kerja Kerja

Seorang peladang datang bertanya:
Berilah penjelasan pada kami soal kerja.
Maka demikianlah bunyi jawabnya:
Kau bekerja supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini.

Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim.
Serta keluar dari barisan kehidupan sendiri.
Yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya, menuju keabadian masa.

Bila bekerja engkau ibarat sepucuk seruling, lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu.
Siapa mau menjadi ilalang dungu dan bisu, pabila semesta raya melagukan gita bersama?

Selama ini kau dengar orang berkata, bahwa kerja adalah kutukan, dan susah payah merupakan nasib, takdir suratan.
Tetapi aku berkata kepadamu bahwa bila kau bekerja, engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi.

Yang tersurat untukmu, ketika cita-cita itu terjelma.
Dengan selalu menyibukkan diri dalam kerja, hakekatnya engkau mencintai kehidupan.
Mencintai kehidupan dengan bekerja, adalah menyelami rahasia hidup yang paling dalam.

Namun pabila dalam derita kausebut kelahiran sebagai siksa, dan pencarian nafkah sebuah kutukan yang tercoreng di kening,
Maka aku berkata bahwa tiada lain dari cucuran keringat jua, yang dapat membasuh suratan nasib manusia.

Selama ini kaudengar orang berkata pula, bahwa hidup adalah kegelapan, dan dalam keletihanmu kautirukan kata-kata mereka yang lelah.

Namun aku berkata bahwa hidup memang kegelapan, kecuali jika ada dorongan.

Dan semua dorongan buta belaka, kecuali jika ada pengetahuan.
Dan segala pengetahuan adalah hampa, kecuali jika ada pekerjaan.
Dan segenap pekerjaan adalah sia-sia, kecuali jika ada kecintaan.

Jikalau kau bekerja dengan rasa cinta, engkau menyatukan dirimu dengan dirimu

Kausatukan dirimu dengan orang lain, dan sebaliknya, serta kaudekatkan dirimu kepada Tuhan.

Dan apakah yang dinamakan bekerja dengan rasa cinta?

Sarung Tenun Pak Bupati

Laksana menenun kain dengan benang yag ditarik dari jantungmu, seolah-olah kekasihmulah yang akan mengenakan kain itu.
Bagai membangun rumah dengan penuh kesayangan, seolah-olah kekasihmulah yang akan mendiaminya di masa depan.

Seperti menyebar benih dengan kemesraan, dan memungut panen dengan kegirangan, seolah-olah kekasihmulah yang akan makan buahnya kemudian.

Paterikan corakmu pada semua benda, dengan nafas dari semangatmu pribadi.

Ketahuilah bahwa semua roh suci sedang berdiri mengelilingimu, memperhatikan dan mengawasi serta memberi restu.
Seringkali kudengar engkau berkata-kata, laksana menggumam dalam mimpi,

"Dia yang bekerja dengan bahan pualam, dan menemukan di dalamnya bentuk jiwanya sendiri lebih tinggi martabatnya daripada dia si pembajak sawah".

"Dan dia yang menangkap pelangi di langit untuk dilukis warnanya, menyerupai citra manusia di atas kain, derajatnya lebih mulia dari dia si pembuat sandal kita".

Namun aku berkata tidak di dalam tidur melainkan di kala jaga sepenuhnya, ketika matahari tinggi.
Bahwa angin berbisik tidak lebih mesra di pohon jati raksasa daripada di rerumputan yang paling kecil dan tanpa arti.

Dan hanya dialah sungguh besar, yang menggubah suara angin, menjadi sebuah simponi yang makin agung karena kasih-sayangnya.
Kerja adalah cinta yang mengejawantah.

Dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya.
Lalu mengambil tempat di depan gapura kuil, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita.

Sebab bila kau memasak roti dengan rasa tertekan, maka pahitlah jadinya dan setengah mengenyangkan.
Bilamana kau menggerutu ketika memeras anggur, gerutu itu meracuni air anggur.

Dan walaupun kau menyanyi dengan suara bidadari, namun hatimu tiada menyukainya.

Maka tertutuplah telinga manusia dari segala bunyi-bunyian siang dan suara malam hari

gibran

15 September 2008

DUA WAJAH REPUBLIK KITA

zakat zakat.JPG2

pembagian zakat di depan masjid di Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, Senin (15/9).

blt2 Pembagian uang Bantuan Langsung Tunai beberapa waktu yang lalu.

antri-minyak-tanah1 antri-minyak-tanah2

antri pembelian Minyak Tanah.

Hasil evaluasi pemerintah, tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia, mencapai lebih dari 6% pertahunnya, bahkan ekonomi Indonesia yang semakin membaik yang dikatakan ole Yusuf Kalla belum pernah terjadi di negara ini sebelumnya.

Tampaknya Tesis ini Yusuf Kalla ini palsu benarnya mungkin kalau kita melihat pambagian zakat di jawatimur sampai sampai jatuh korban tewas 21 orang hanya demi mendapatkan zakat orang kaya yang jumlah nya dalam puluhan ribu rupiah.. Kemudian antrian jutaan rakyat indonesia di kantor pos seluruh indonesia hanya untuk mendapatkan kompensai atas naiknya BBM dengan mendapatkan uang Bantuan Langsung Tunai yang Jumlahnya Ratusan Ribu Rupiah.

Antri jutaan orang juga yang tidak bisa memasak akibat langka nya minyak tanah hanya demi memastikan dapur di rumah kita tetap ngebul. Semua itu dapat kita lihat dan menjadi keseharian pada lingkungan kehidupan kita. Negeri ini belum mampu mengangkat harkat martabat rakyatnya yang masih diliputi rasa lapar yang mendalam dan tenggelam dalam selimut berita Pilkada dan Pemilu 2009 yang menghambur2kan uang negara sampai ratusan triliun rupiah.

aburizalbakrie1

Yang paling memilukan adalah hasil riset salah satu majalah bisnis mingguan asia menempatkan salah satu menteri kita sebagai orang terkaya di Indonesia dan masuk dalam peringkat puluhan jajaran orang terkaya di jagat asia. Sangat kontras rasanya bangsa ini membangun peradaban yang tinggi menjulang peradabannya mampu menghasilkan orang yang sangat berpengaruh baik dari ekonomi dan pengaruh politiknya di jagat asia berpesta diantara derita jutaan rakyat didalamnya yang hidup dalam kemiskinan, kemelaratan, dan kelaparan.

Wajah ibu pertiwi tampaknya tetap akan suram gelombang air matanya menjadi darah melihat beberapa anaknya menjadi raksasa dan menebas jutaan anaknya yang lain yang menjadi kurcaci. Bagai epik mesianis antara Habil dan Kabil yang membunuh saudara seayah seibunya sendiri, tapi apa mau dikata, inilah kenyataan yang harus diterima hidup di republik ini.

14 September 2008

Cahaya Syurga

Balon Pentil02

waktu melintas masa lampaui bayang
tiap detiknya adalah menuju kesempurnaanmu,..
hingga ku tahu bahwa kau manusia,...

yang kuasuh tak dapat kumiliki
induk semang,... hanya tersimpan harapan,..
untuk dikau ya,... untuk dikau
tapi dikau adalah manusia ,....
yang tuhan pun membebaskanmu untuk menjadi dirimu,...
seperti juga adam dan hawa memilih dunia untuk kebebasan demi sebuah tanggung jawab manusia
buaian, pangkuan,.. belaian, bahkan tetek ibumu pun  lepas dari nya,...
induk semangmu,... wahai anak adam,......
anak dan orang tua hanya sebutan melekat oleh pertalian darah saja,...
tapi kau bukan milik kami,.... kau milik mu sendiri,......

yukya2

bila telah tiba masanya
setiap aliran nafasmu hanya dikau lah yang bertanggung jawab terhadapnya,...
namun induk semangmu,....
hanya memiliki asa ,......
jadilah wahai anakku,....
manusia yang bebas untuk mengemban tanggung jawab manusia,....

tak ada yang lebih mulia dari cinta,

kau dilahirkan oleh dan karena cinta,..
kau diciptakan untuk melintasi medan sejarahmu sendiri,...
kau, masa, untuk zamanmu sendiri

namun hanya satu harapan itu ,

kau dilahirkan oleh cinta, karena cinta dan untuk cinta,........

dengan dan karenanya kau kan menjadi cahaya syuarga,.....

Silaturahmi dengan Berbuka Bersama

 MafesripalaKU

 

Silaturahmi,....
Rahmat Allah Swt, sangat besar walaupun kadang kala kita malas untuk mensyukurinya. Hari kemarin saya berkumpul dengan saudara2 saya di Mafesripala. Saya bisa bertemu, bercanda gurau, dan berdiskusi dengan teman2 mahasiswa, teman sejawat dan senior2 saya di Mafesripala.


Sebagai sebuah keluarga besar, dari silaturahmi tersebut, Mafesripala sampai dengan hari ini telah menelurkan 17 angkatan. 17 tahun Mafesripala kaderisasi bukanlah usia yang muda bagi sebuah organisasi bahkan umur Mafesripala saat ini telah 30 tahun dari pendiriannya. Bukanlah usia yang dapat dianggap enteng bagi eksistensi sebuah organisasi yang dapat terus eksis sampai dengan usia tersebut.


Anggotanya pun telah menyebar kemana-mana, akupun kadang tidak ingat lagi kemana-mana teman ku yang dulu seperjuangan di Mafesripala yang sama-sama berjuang untuk mendapatkan keanggotaan yang disahkan dengan pelantikan dan penyematan slayer sebagai anggota keluarga Mafesripala, menghilang entah kemana.


Tapi yang pasti aku tidak merindukan untuk didiklat lagi. Karena bagi calon anggota Mapala didiklat atau didiksar adalah masa yang paling memuakkan. Walau, nilai2 diksar bila disadari sangat penting dalam membentuk manusia yang memiliki nilai solidaritas, kebersamaan, cinta, keberanian, bahkan kepahlawanan, kejujuran. Yang kian hari nilai2 tersebut kian tergerus oleh peradaban ini.

Teman2 seperjuanganku dulu dengan CAG sandinya itu, mungkin semua asyik dengan aktivitasnya masing2.Atau terkunci dengan pekerjaannya yang semakin menyita waktu dan pikiran.


Momen berbuka bersama adalah saat bagi semua berkumpul, bercerita, berkeluh kesah untuk bagi sebuah kebersamaan fisik yang semakin terputus, namun sebagai jiwa, Mafesripala berhasil menjadi sebuah organisasi yang begitu karib antar anggotanya.

Mungkin kata2 akhirnya adalah, syukur, ya tentang kesyukuran dan bersyukur yang sering kali dianggap remeh bahwa tuhan telah memberikan umur panjang kepada kita dan menjaga kita untuk selalu dapat menjalin silaturahmi. Alangkah indahnya dunia ini bila setiap tali yang terputus dapat disambungkan, dosa yang menjadikan sekat bagi komunikasi dan silaturahmi diampunkan, sehingga setiap keterpisahan membuahkan rindu untuk bertemu dan kembali kemasa-masa dimana kita sendiri kadang akan tertawa untuk mengenangnya.

 

Untuk mu Mafesripalaku,..........

(cat: untuk kang shaful, sekali lagi maaf photonya banyak kucuri)

Suara Parau Mengerang yang Tersesat di Rimba Jiwanya Sendiri

sendiri 

tiap waktu berlalu dalam hariku, terseret dalam gelombang dunia.
ada tawa, dan ada juga tangis bagai sebuah bongkahan batu, terdiam, aku tak tahu dimana aku dan siapa aku
aku ingin terbang dan mi'raj menembus ruang waktu yang membatasiku dari kekasihku.
menghilangkan semua keresahan yang tak kunjung padam sampai pada pertemuan itu
hingga tak kutemui lagi kegelisahanku yang tak jua mereda
bagai daun tersaput angin, melambai terombang-ambing dari gelombang masa.
tapi kutakbisa berlari, siapa aku dan dimana aku pun tak tahu,..
wahai yang mengetahui segala, berikan aku jawaban yang memuaskan dahagaku,......
hingga air mataku jatuh kebumi menumbuhkan flora yang harum berkembang
buaikan aku dalam kebahagiaan yang tiada tara,.
aku merindu, tapi aku menjauh,..
biarlah semua menjadi bagian dari derita anak manusia yang ada pada setiap zaman dan peradaban
diri menjadi budak bagi gelombang dunia yang menggulung setiap orang didalamnya.........

sendiri2

Selesaikan Sengketa Pemilu dengan Cara yang Beradab

rusuh1 rusuh4 rusuh5

Pemilihan Kepala Daerah Tingkat I Sumsel telah dimenangkan oleh Pasangan Alex Noerdin dan Eddy Yusuf (Aldy) dari pasangan Syahrial Oesman dan Helmy Yahya (Sohe). Hasilnya, Alex Noerdin memenangi Pilkada Sumsel dengan meraih total suara 1.866.390 suara, sedangkan Syahrial Oesman meraih 1.764.373 suara.

Namun hasil tersebut tidak serta merta diterima oleh kelompok yang kalah, hasil yang ditetapkan oleh KPU tersebut masih menyisakan sengketa untuk hasil pemungutan suara di Kabupaten MUBA.

Yang menjadi masalah adalah dalam pemilihan kepemimpinan untuk memperebutkan BG 1 tersebut, pihak yang kalah dalam hal ini kubu Sohe melakukan pengerahan massa untuk membentuk opini bahwa hasil yang ditetapkan oleh KPU masih perlu dipertanyakan kembali dan harus dilakukan pemilihan ulang.

Pihak Sohe melakukan pengerahan massa dan berujung pada kekerasan. Apakah kekerasan menjadi senjata bagi pihak yang tidak puas terhadap hasil pemilu di negeri ini? ataukah perilaku elite politik atau ideologi kekerasan menjadi ciri demokrasi kita? Pelajaran berdemokrasi di negara kita tampaknya masih jauh dari yang diharapkan, dimana proses rotasi kepemimpinan masih dibayangi teror dalam menanggapi ketidakpuasan terhadap hasil pemilu. Pilkada sebagai sebuah proses, metode, dan prosedur demokrasi dalam memilih kepemimpinan yang kuat dan akseptabel masih mencari bentuk yang ideal. Pendidikan politik ini mesti juga dibarengi oleh perilaku elite untuk dewasa dalam berpolitik.

Biaya pemilu yang besar yang telah ditanggung oleh rakyat, APBD, APBN telah menganggarkan begitu besar untuk sebuah membangun partisipasi politik rakyat belum menghasilkan kepemimpinan yang memiliki sifat dan sikap sebagai demokrat pada berbagai pemilihan kepala daerah di Indonesia justru menciptakan suasana yang mencekam dan anarkisme.

Ada baiknya, para calon kepala daerah yang di usung oleh partai politik bahkan elite parpol yang akan mencalonkan diri sebagai pemimpin baik di tingkat lokal maupun nasional dipilih berdasarkan seleksi yang ketat sehingga kedepan pemimpin atau calon pemimpin yang bermental preman atau bahkan berideologi premanisme tidak diajukan sebagai calon pemimpin. Bahwa selama ini partai politik masih begitu dominan otoritarianisme belum hilang di republik ini. Otoriatarianisme sebagai suatu ideologi berpindah dari orang ke partai politik. Pemilihan kepala daerah justru dijadikan sebagai sumber modal dan lumbung uang bagi pemilihan umum tahun 2009, dimana pihak yang diusung memiliki kontrak politik untuk menjadi bank dalam memuluskan langkah partai pengusung untuk menang pada pemilu 2009. Demokrasi kita sungguh sedang sakit, bahkan kronis dagelan yang paling memuakkan dalam kehidupan bernegara di negeri ini.

Mestinya setiap ketidakpuasan terhadap hasil pemilu tidak diselesaikan dengan cara bar-barian yang justru melukai demokrasi bahkan menciptakan ketakutan di masyarakat akan demokrasi, yang berujung pada anarkisme dan kekerasan bahkan adu kekuatan dapat menjadi konflik horisontal. Lembaga negara telah banyak dibentuk dan dibiayai dengan uang rakyat untuk menjadi jembatan dalam menyelesaikan segala permasalahan yang ada dan ini mestinya dipakai untuk pembelajaran demokrasi kita untuk menjadi semakin matang dan efektif. Cara-cara main hakim sendiri dan kekerasan seyogyanya menjadi catatan sejarah masa lalu dan sebagai langkah bagi kita memperbaiki masyarakat tentang bagaimana membangun peradaban bangsa yang lebih beradab dan rasional tanpa menggunakan cara-kekerasan.

Pembelajaran politik yang beradab secara institusional dalam menyelesaikan permasalahan sengketa pemilu telah eksis di negeri ini dengan dapat mengajukan segala bentuk ketidakpuasan tersebut melalui Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Elite Politik dan Elite Partai semestinya memberikan pembelajaran politik yang bermartabat kehadapan massanya masing-masing bukan bahkan mengadu domba massa rakyat untuk saling vis a vis bentrok ini bukan saja sebagai suatu sikap politik yang belum dewasa dalam berdemokrasi, malah hal ini melecehkan lembaga yang telah dibentuk oleh negara seperti KPU, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, POLRI dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul dimana elite politik melakukan cara-cara premanisme.

Bahkan dari studi kasus penyelesaian sengketa pemilu yang dipertunjukkan oleh elite politik di Sumsel meyakinkan saya terhadap teori "perilaku elite politik cerminan dari perilaku pengikutnya". Dalam kultur sosial masyarakat yang masih patronase perilaku menjijikkan yang sedang ditunjukkan oleh elite politik akan menjadi pembelajaran bagi massa dibawah dalam menyelesaikan permasalahan yang ada didalam lingkungan masyarakat yang terdapat di dalamnya. Selama penyelesaian sengketa pemilu ini tidak dicari solusi dengan cara institusional dan konstitusional maka tentu saja ini akan menjadi cerminan dalam setiap sengketa pilkada dibawahnya baik pemilihan bupati/walikota dan pemilihan kepala desa sekalipun. Sangat besar biaya politik yang akan timbul bila

Sehingga apa yang akan terjadi? Yang terjadi justru anarkisme dan main hakim sendiri pada ujungnya adalah kita meremehkan institusi-insitusi yang ada seperti, KPU, Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, Polri dan sebagainya. Padahal negara membentuk institusi yang ada adalah media bagi masyarakat dalam menyelesaikan permasalahannya secara beradab.

Untuk itu, sebagai negara yang baru belajar berdemokrasi, baiknya elite politik menunjukkan sikap dan perilaku yang beradab, negara ini adalah negara hukum setiap orang mestinya percaya bahwa setiap permasalahan yang timbul dimasyarakat harus diselesaikan dengan hukum, ini akan menjadi pembelajaran politik yang sangat berguna bagi masyarakat dalam membangun masyarakatnya untuk percaya dengan hukum dan kita mesti mendesakkan hukum secara terus menerus dan konsisten adalah cara satu-satunya dalam menyelesaikan setiap sengketa dan ketidakpuasan. Untuk dijadikan sikap hidup berbangsa dan bernegara.

Elite politik mesti mendahuluinya sikap mental tersebut dengan memberikan contoh dalam menyelesaikan sengketa pemilu sumsel dengan jalur hukum bukankah Undang-undang juga telah mengatur tentang langkah-langkah penyelesaian sengketa pemilu tersebut? Tahapan tersebut mesti diambil karena langkah hukum adalah satu-satunya langkah yang menjadi aturan main bagi kita. Dalam hal ini Sohe dan partai politik pendukung nya seyogyanya memberikan contoh kepada masyarakat sumsel bagaimana membangun demokrasi yang beradab dan bermartabat dihadapan massa masing-masing lebih-lebih kepada masyarakat Sumatera Selatan. Karena kita membutuhkan ketauladanan, karena ketauladanan pemimpinlah yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam berdemokrasi, tanpa ketauladanan untuk taat pada hukum demokrasi dan proses pilkada tidak akan menghasilkan kesejahteraan masyarakat pada akhirnya justru menjadi neraka baru.