Ali disisi Rasulullah Seperti Musa dg Harun hanya Tak ada Nabi Lagi Setelahnya

30 Oktober 2008

Cerita Dari RSAB AZ-ZAHRA (Buah Dari Ketabahan dan Kesabaran)

Yang paling berbahagia menyambut kelahiran anaknya mungkin bukanlah saya, tapi ibu Lusi dan Suaminya. Dengan perjuangan panjang dan ketabahan super hebat mungkin ini bisa jadi inspirasi bagi mereka bapak2 dan ibu 2 yang masih harus bersabar serta berdoa dalam mendapatkan momongan.

Ibu Lusi dan suaminya telah tujuh kali mengandung namun semuanya harus berakhir dengan keguguran. Bahkan saat saya ngobrol dengan suaminya janin mereka rata2 hanya berumur tidak lebih dari dua bulan.

Dengan segala upaya baik itu mencari dokter kandungan yang paling paten untuk mencari second opinion terhadap penyakit kandungan istrinya termasuk juga menemui paranormal dalam upaya mengatasi masalah yang mereka hadapi.

Mereka berdua dengan jiwa besar tidak malu untuk mencari tahu penyakit apa yang sedang diderita sehingga kehamilan mereka selalu gagal bahkan sampai tujuh kali, bahkan sang istri sempat putus asa. Atas saran salah satu dokter kandungan, Istrinya diminta untuk cek darah kepada dokter penyakit dalam. Ternyata istrinya menderita penyakit darah yang langka, penyakit ini mengakibatkan suplai darah dan makanan kepada janin tidak sempurna akibatnya janin pun selalu gagal berkembang yang berakhir dengan keguguran.

Sang suami saat berdiskusi dengan saya sangat antusias imenceritakan bagaimana upaya mereka dari mencari tahu bagaimana mengatasi penyakit yang diderita istrinya dari ke berkonsultasi dengan banyak dokter, menemui orang pintar bahkan juga ikut dalam komunitas pasutri yang belum mendapatkan buah hati pun ditempuh. Dia mengatakan sampai2 mengkliping hampir semua penyakit kandungan dengan rapi, bahkan sering kali juga dia menghabiskan waktu untuk mencari tahu penyakit yang diderita istrinya dengan mengakses Internet.

Suami Ibu Lusi ini bahkan sering kali dalam konsultasi dengan banyak Dokter telah di Vonis tidak bisa punya anak karena penyakit yang diderita Istrinya adalah penyakit yang sangat langka sangat jarang kalau tidak mau mengatakan tidak pernah dokter2 kandungan menemukan kasus seperti yang didapati oleh istrinya.

Sampai suatu waktu diketemukan oleh dokter penyakit dalam bahwa Ibu Lusi menderita penyakit kelainan darah. Penyakit ini mengakibatkan janin tidak bisa tersuplai makanan, akibatnya hanya dalam waktu dua bulan janin harus keguguran.

Setelah berkonsultasi, untuk menguatkan Janin tersebut maka obat untuk penguat bagi janin pun harus di Injeksi setiap hari bahkan dari hari pertama kehamilan obat penguat janin tersebut harus di injeksi di Paha dan Pusar ibu Lusi.

Dengan segala keterbatasan yang mereka miliki, apa bila harus menginjeksi obat tersebut kepada dokter biaya yang harus dikeluarkan mungkin tidak bisa dibayangkan berapa uang yang harus mereka keluarkan untuk menjaga janin yang sedang dikandung oleh Ibu Lusi. Maka mereka putuskan untuk menginjeksi obat tersebut dengan menyuntikkan di paha atau di pusar mereka melakukannya sendiri.

Suami Ibu Lusi mengatakan, bahwa dia dengan  setiap malam menjadi dokter menyuntikkan obat tersebut kepada istrinya dan dia pun mengajari istri nya untuk dapat menyuntikkan obat tersebut apa bila sang suami sesekali keluar kota.

IBu lusi bercerita kepada istri saya bahwa kehamilan yang dia alami bukan menghitung bulan seperti yang dilakukan ibu hamil lainnya atau penantian dari bulan ke bulan sampai dengan ke hari persalinan. Namun yang dia rasakan kehamilannya adalah menghitung hari, sehingga hari demi hari tanggal demi tanggal dilewati dengan panjang sepanjang dan selama itu pula injeksi dilakukan setiap malam-malamnya bahkan dia begitu menikmati penghitungan hari yang terkadang membuatnya putus asa.

Hingga hari kebahagiaan itu tiba, tanggal 29 Oktober 2008 sang malaikat kecil yang dinantikan hampir sepuluh tahun dinanti itu tiba di dunia yang dilahirkan secara operasi cesar.

Anak yang lahir tersebut berjenis kelamin laki-2 dan hasil dari kehamilan yang kedelapan , sungguh hal yang luar biasa.

Tampak begitu gembira dan sukacitanya pasangan suami-istri ini. Raut muka suaminya tampak begitu haru sekaligus begitu takjub usaha besar dan ketabahan yang luar biasa yang mereka lakukan berbuah kegembiraan yang luar biasa. Tuhan telah menjawab doa dan usaha yang mereka jalani hari ke hari waktu ke waktu buah dari keyakinan dan ketabahan yang sulit ditemukan tandingnya.

Dari ngobrol dengan suami Ibu Lusi ini (saya lupa menanyakan namanya), saya begitu takjub bahwa keyakinan dan ketabahan, upaya yang tanpa henti bahkan sampai usia keduanya yang telah mencapai kurang-lebih empat puluh tahunan dijawab Allah.

Saya kemudian harus merasa bersyukur karena saya kemudian merasa jauh lebih beruntung dari keduanya yang tidak harus melalui proses panjang melelahkan bahkan bisa mengakibatkan frustrasi dan putus asa. Dan Kemudian juga saya pun berpikir dan yakin bahwa Allah akan menjawab dan mengijabah mereka yang benar2 berusaha bahkan bagi mereka mereka yang telah di Vonis tidak bisa memiliki anak.

Dan saat ngobrol dengan suami ibu Lusi ini, dia sangat bersemangat bahwa dia ingin membagi pengalamannya kepada siapa saja yang bernasib hampir sama seperti mereka untuk tetap berusaha dengan tabah dan terus menerus berjuang dan optimis. Karena pada kehamilan yang kedelapan lah mereka kemudian menemukan penyakit kandungan yang diderita istrinya kemudian menemukan cara bagaimana mengobatinya.

Dia mengatakan bahwa setiap penyakit harus dilawan dan dicarikan obatnya. Dia ingin membagikan semua apa yang telah mereka alami bagi pasangan suami istri yang belum beruntung mendapatkan anak untuk berbagi kesedihan dan kegembiraan serta mencarikan solusi terhadap apa yang mereka alami berdasarkan pengalaman mereka.

Kepada Ibu Lusi dan suaminya, anda adalah orang2 yang hebat. Mungkin disini saya ingin menyampaikan pesan dari ibu lusi dan suaminya bagi mereka yang belum memiliki buah hati jangan kalah dengan penyakit yang diderita namun kalahkanlah penyakit anda dengan terus mencari tahu penyakit yang anda derita. Anda harus sabar dan tabah dan terus berusaha, serta jangan pernah takut malu untuk berkonsultasi serta saling mengerti sambil mencari solusi terhadap apa yang menjadi masalah bagi terhambatnya kehamilah anda.

Terima kasih Ibu lusi dan suami,.... pengalaman anda begitu luar biasa,.......

 

 

salam

Berlabuh la,..........

bila telah menemukannya,...
kepastian yang tak berliput ragu,..
rindu berlari kejar-mengejar,.
karena tiada yang sempurna
cinta lah kemudian mensempurnakan
semakin kau hitung kelemahannya
semakin kau rasakan itulah kelebihannya
rengkuhlah setiap rindu dan bayangan
menempati ruang waktu sesungguhnya
ketika ketakutan keraguan
menjadi kekuatan dan keyakinan 
bukan, yang kau cari bukan yang sempurna
karena cinta saling menyempurnakan
ujung-ujung tali untuk dipertautkan
menjadi ikatan yang saling menguatkan
ketika tali ditambatkan
mata angin kan membawanya
berlayar,.. jauh,....
sampai bila kapal beranak sekoci
sekoci menjadi kapal dan berlayar kembali
begitulah semua,..
cinta menuntun manusia menjadi sempurna,...

28 Oktober 2008

Dari Pemuda Untuk Bunda dari Sumpah Serapah Pemuda

bunda tampak kian berurai duka
dikerentaannya,...
tanahnya,bumi nya, airnya,... udara yang dihisapnya
terhutang ,........ hingga tak tersisa satu pohon tuk membuat kursi goyang,...
sumur pun selama ini bagi kehausannya,.. telah menjadi plastik botol yang ditukar dengan lembaran rupiah,...
anak-pinak mu bunda,....
telah menjual segalanya,....
bahkan bila mungkin rahim mu pun dalam rencana ditukarnya,..................

indonesia bendera

Peleburan Cahaya

kutak bermaksud membakarnya,..
namun aku ingin lebur di dalamnya,..
karena kau dari dan akan lebur dalam cahaya,....
bukan kah semuanya adalah ketiadaan,... kecuali cahaya
tak kan ada sesuatu yang dapat kucerap tanpanya,..
bahkan kutakkan mengenal bahkan diriku sendiri,.....
bila suatu masa itu tiba ,... saat cahaya semakin terbakar dan membakar
aku ingin didalamnya merasakan pertemuan dalam peleburan
hingga tak diketemukan sesuatu kembali yang tampak,..
kecuali persenyawaan abadi didalam tungku sebenarnya,...........

Terima Kasih Untuk Ibu di Seluruh Dunia

27 Oktober 2008, kurang lebih pukul 20.00 Wib, Lahir lah kedunia seorang laki-laki dengan berat 3,2 Kg dan panjang 49cm.

Bagi orang tua pada umumnya kelahiran seorang anaknya adalah kebahagiaan yang sangat mengharukan. Apa lagi bila sempat menemani sang istri berjuang dalam persalinan.

Sebagai seorang manusia walaupun telah menjadi orang tua, saya masih merupakan anak bagi kedua orang tua saya yang saat ini alhamdulillah masih dalam keadaaan bugar dan sehat wal-alfiat.

Saat saya menemani Istri saya yang kelahiran kedua ini, istri saya harus berjuang keras dalam kesakitan. Maklum untuk kelahiran anak kami yang kedua ini, istri saya harus di induksi karena air ketuban telah pecah dari rahimnya sehingga sang bayi dirangsang untuk keluar dengan segera konsekuensi nya adalah istri saya harus merasakan kesakitan lebih luar biasa dari kelahiran normal biasa. Peristiwa ini sangatlah mengharukan, sebagai seorang anak, saya melihat seorang ibu berjuang bahkan harus siap meregang nyawa demi sebuah cinta kepada manusia dan kemanusiaan.

Saat proses persalinan, saya mondar-mandir masuk dan keluar kembali ke kamar persalinan dengan sesekali saya menghisap dalam rokok, kemudian masuk kembali ke kamar persalinan. Rasa gugup, khawatir, cemas, takut bercampur baur menjadi satu. Membuat kondisi saya semakin tegang.

Menyaksikan persalinan itu, saya hanya bisa merasakan sakit yang diderita oleh istri saya hanya dari rintihan dan jeritannya yang sesekali meninggi. Air matanya tumpah, sesekali menggebuki dan memegangi tangan ku sekuat tenaganya.

Dalam peristiwa itu saya hanya bisa memberikan dukungan moral untuknya agar tetap kuat berjuang dan berzikir memohon pertolongan Allah Swt untuk alasan kelanjutan sebuah generasi manusia.

Karena tidak kuat dan tidak tega mendengar rintihan istriku yang kian menjadi-jadi hingga energi nya pun kian terkuras saya minta mama saya untuk menggantikan saya didalam mendampingi istri saya menyudahi jihad tersebar seorang ibu.

Kesadaran kemanusiaan saya saat itu muncul bagaimana perjuangan seluruh ibu dimuka bumi, bahkan terkadang harus merelakan nyawa nya sendiri untuk ditukar dengan menyelamatkan nyawa bayi manusia.

Apa lagi saya adalah orang yang tidak begitu sukses untuk dikatakan menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Bahkan bisa dikatakan gagal, yang mungkin selalu menyakiti dan menghancurkan perasaannya atas tingkah laku dan perilaku saya yang tidak begitu baik.

Yang saya bayangkan adalah mama saya yang sudah masuk usia lanjut sekarang ini, dalam bayangan saya yang terjadi pada istri saya tersebut sama persis perihnya dalam melahirkan saya ketika itu. Dalam pekikan, rintihan, kesakitan yang tiada tara yang hasilnya membuahkan anak yang kurang baik seperti saya.

Hal yang sama juga terjadi pada semua ibu di muka bumi ini. Hingga Ibu menjadi begitu mulia untuk disakiti dan dikecewakan.

Rasa terima kasih mungkin akan saya ucapkan kepada para Ibu diseluruh dunia. Wahai para Ibu , syahadah dijalan tuhan, pejuang kemanusiaan yang paling tinggi. Terimalah rasa hormat dan terima kasih saya kepadamu. Kau telah semaikan perjuangan yang tanpa tanding bagi bumi ini beranak-pinak dan kelanjutan generasi yang dinamakan manusia.

Dan untuk mama ku tercinta, kau adalah pahlawan keluarga yang paling tinggi, telah melahirkan 6 orang anak yang semuanya telah menjadi dewasa. Sekarang aku makin memahami dan mengerti bagaimana dan betapa mulianya dirimu. Bagaimana kesakitan yang kau derita hanya untuk memastikan diriku hidup didunia ini. Kau tempuh jalan berat bahkan mungkin lebih berat dari perang badar bahkan epik perang terhebat didunia ini.

Dan hormat dan cintaku padamu,..

Istriku, mama, ibu mertua, dan seluruh ibu di dunia ini. Tetaplah berjuang dalam menjadi syahid bagi perjuangan terbesar bagi kemanusiaan dalam melahirkan generasi dunia sehingga dunia dipenuhi dengan manusia yang baik. Hingga bumi ini akan semakin baik indah.

Hormat cinta ku untuk mu para Ibu di seluruh dunia.

26 Oktober 2008

Berbasuh Cinta

bila sampai tuk terpaut,..
hilanglah keraguan,. hampa,... gulana
namun sampai bila menemuinya,...
smua padu menjadi keceriaan,..
hingga jiwa menjadi lebur dalamnya
yang kau tahu kau diliputinya
bagai disiram butiran embun, hingga segala kerontang menjadi danau-danau cinta
bahkan tumbuh berkembang semua flora, bersenandung, bak dzikir jutaan malaikat,...
manusia dituntun tuk menemukannya
mulanya dari dirinya sendiri
hingga cinta menjadi madu, pusat dan sumber kehidupan,.....

cinta