Ali disisi Rasulullah Seperti Musa dg Harun hanya Tak ada Nabi Lagi Setelahnya

10 Januari 2011

Tentara Mahdi (Najmudin Tabasi) lanjutan

Bab 3
Para Tentara Mahdi Imam Al-('atfs)
Pasukan Sayidina al-Mahdi ('atfs) akan terdiri dari berbagai bangsa dan pada saat pemberontakan mereka akan dipanggil melalui cara unik. Individu-individu yang telah ditunjuk sebelumnya sebagai komandan akan memikul tanggung jawab membimbing para prajurit dan perencanaan operasi perang. Para prajurit untuk diterima di tentara al-Mahdi ('atfs) dalam keadaan khusus memiliki karakteristik khas mereka sendiri.Beberapa akan hadir di staf primer dan beberapa akan bergabung dengan tentara.Kelompok A telah disebut korps penjaga keamanan.
Dalam bab ini, kita akan melihat hadits-hadits yang berkaitan dengan topik ini:

Pemimpin Revolusi (Najmudin Tabasi) lanjutan

 
Bab 2
Para Pemimpin Pemberontakan
Kami sejauh ini berbicara tentang revolusi dan pemberontakan Sayidina al-Mahdi ('atfs). Dalam bab ini kita akan membahas karakteristik fisik dan moral serta keajaiban-Nya dengan mengutip Hadis.

Gambaran Fisik
1. Umur dan Gambaran Fisik
'Umrān ibn al-Husain berkata: Aku berkata kepada Rasulullah (s): "Mohon jelaskan (al-Mahdi) untuk saya dan sebutkan beberapa karakteristik-nya." Nabi (s) mengatakan: "Dia adalah dari keturunanku, perawakannya nya adalah bahwa orang-orang Bani Israel-perusahaan dan kuat, pada saat umat saya dalam kesulitan dan penderitaan, ia akan bangkit, warna mukanya adalah mirip dengan orang-orang Arab; penampilannya seperti itu dari seorang berusia empat puluh tahun, wajahnya akan bersinar seperti itu dari bulan setengah, ia akan mengisi bumi dengan keadilan dan kesetaraan ketika akan penuh penindasan dan ketidakadilan, ia akan mengambil alih urusan untuk dua puluh tahun dan ia akan menaklukkan segala kota kufur seperti Konstantinopel dan Roma ... "[58]

Revolusi Imam Zaman (Najmuddin Tabasi)


Bab 1
Revolusi Imam Zaman ('atfs)
Ada hadits yang berbeda mengenai hari pemberontakan Sayidina al-Mahdi ('atfs).Ada yang bilang, NU Ruz (Iran Tahun Baru) adalah hari ketika pemberontakan dimulai sementara yang lain menyebutkan 'Asyura' (10 Muharram). Sejumlah hadis mengatakan hari Sabtu sementara yang lain mengatakan hari Jum'at sebagai hari pemberontakan. Tidak ada kontradiksi untuk itu berada di NU Ruz dan 'Asyura' pada waktu yang sama karena kedua dihitung berdasarkan kalender matahari dan bulan  Islam, dan terjadinya dua kali pada waktu yang sama maupun kebetulan mereka dengan baik hari Jumat atau Sabtu adalah mungkin. Apa yang tampaknya bermasalah dan bertentangan adalah menyebutkan dua hari dalam seminggu (Jumat dan Sabtu) sebagai hari pemberontakan. Kelompok ini hadis, bagaimanapun, juga dapat didamaikan, karena jika kita mengakui bahwa rantai transmisi hadits adalah otentik, maka hadis yang menentukan hari Jum'at sebagai hari [Zuhur] munculnya menyinggung hari kedatangan dan pemberontakan [Qiyam] sementara mereka yang menentukan Sabtu bisa ditafsirkan hari pembentukan dan pemantapan sistem ilahi dan penaklukan lawan. [1]