Ali disisi Rasulullah Seperti Musa dg Harun hanya Tak ada Nabi Lagi Setelahnya

20 November 2010

PROTOKOL ZION (IDEOLOGI ZIONISME) RANCANGAN ROTSCHILD

 Berikut ini dipaparkan Protokol Zionis versi Mayer Amshell Rothschild yang disusun tahun 1773 di Judenstrasse, Frankfurt, Jerman. Protokol ini terdiri dari 25 Butir, yang kemudian dibeberkan dalam Konferensi Zionis I tahun 1897 di Swiss.

1.      Manusia itu lebih banyak cenderung pada kejahatan ketimbang kebaikan. Sebab itu, Konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.


2.      Kebebasan politik sesungguhnya utopis. Walau begitu, Konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang utopis itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.

18 November 2010

Konsep Tauhid Dalam Dunia Empirik


KONSEP TAUHID DALAM SEMESTA EMPIRIK


Tauhid argumentatif adalah pengenalan manusia terhadap Tuhan semesta alam dalam koridor rasio, akal dan nalar. Kelebihan teologi semacam ini dibandingkan dengan tauhid yang berpijak pada fitrah manusia semata adalah bahwa tauhid fitri ini tidak bisa menjadi suatu pedoman tertulis bagi orang lain, karena realitas hubungannya kepada Tuhan sangat individual dan emosional, dan pada sisi lain, perasaan internal setiap manusia tidak bisa ditransfer kepada orang lain melalui percakapan atau diskusi semantik, namun hanya bisa dirasakan dan dialami secara langsung lewat intuisi batin.

Tauhid argumentatif selain dapat menjadi penuntun bagi orang lain untuk mengenal Tuhan semesta alam, juga dapat melahirkan sebuah dinamika dalam pemikiran orang lain, karena tauhid argumentatif adalah konklusi serangkaian argumen ilmiah dan filosofis yang dapat dipaparkan kepada orang lain berdasarkan kaidah-kaidah argumentasi dan konklusi-konklusinya, dan seluruh permasalahan ilmiah dapat ditransfer kepada orang lain dengan cara tersebut. 

16 November 2010

40 Hadis Dari Imam Mahdi as

40 Hadis Dari Imam Mahdi as



Hadis 1

إن الله تعالى لم يخلق الخلق عبثا و لا أهملهم سدى بل خلقهم بقدرته و جعل لهم أسماعا و أبصارا و قلوبا و ألبابا ثم بعث إليهم النبيين (ع)  مُبَشِّرِينَ وَ مُنْذِرِينَ يأمرونهم بطاعته و ينهونهم عن معصيته و يعرفونهم ما جهلوه من أمر خالقهم و دينهم‏
 بحارالأنوار ج : 53 ص : 194
Imam Mahdi as bersabda:
Sesungguhnya Allah SWT tidak menciptkan mahluknya dengan sia-sia, dan mereka tidak dibiarkan begitu saja, akan tetapi Dia menciptakan mereka dengan kekuasaanNya, dan mereka dianugerahi telinga, mata, hati, dan akal pikiran, kemudian Allah mengutus kepada mereka para nabi untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan, mereka (para nabi) menyeru makhluk untuk taat kepdaNya dan mencegah mereka untuk bermaksiat, dan memberi tahu kepada mereka tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui dari perintah tuhan mereka dan agama mereka.

Hikmah dan Nasehat-nasehat Amirul Mukminin Ali as


Hikmah dan Nasehat-nasehat Amirul Mukminin Ali as

قَال عليه السلام : كُنْ فِي الْفِتْنَةِ كَابْنِ اللَّبُونِ لاَ ظَهْرٌ فَيُرْكَبَ، وَلاَ ضَرْعٌ فَيُحْلَبَ.
1. Amirul Mukminin as berkata: Dalam masa kekacauan sosial, jadilah seperti unta remaja[1] yang tak berpunggung cukup kuat untuk ditunggangi dan tidak pula bersusu untuk diperah.


قَالَ عليه السلام : أَزْرَىبِنَفْسِهِ مَنِ اسْتَشْعَرَ الطَّمَعَ، وَرَضِيَ بِالذُّلِّ مَنْ كَشَفَ ضُرَّهُ، وَهَانَتْ عَلَيْهِ نَفْسُهُ مَنْ أَمَّرَ عَلَيْهَا لِسَانَهُ

14 November 2010

Seri Syafaat bag. 4 lanjutan Yang Memberi dan Yang Menerima Syafaat (oleh Markaz Arrisalah)



b. Mukminin yang Berada di Neraka

Pada pembahasan yang lalu, telah kami jelaskan bahwa syafaat akan didapatkan oleh kaum mukminin yang berdosa di hari kiamat nanti sehingga dengan itu mereka bisa masuk ke dalam surga. Namun, di sini perlu juga kami jelaskan bahwa ada sekelompok orang beriman yang terpaksa harus masuk ke dalam neraka. Kelompok kedua ini juga akan memperoleh syafaat untuk dapat keluar dari azab Ilahi. Banyak hadis Nabi SAWW dan Ahlul Bait a.s. yang menyebutkan tentang adanya sekelompok orang mukmin yang akan keluar dari neraka dengan syafaat Rasulullah SAWW dan orang-orang saleh.
Rasulullah SAWW bersabda,
يشفع الأنبياء في كل من يشهد أن لا إله إلاّ الله مخلصا , فيخرجونهم منها ..  
Artinya: Para nabi kelak akan memberikan syafaat mereka kepada siapa saja yang bersaksi dengan sungguh-sungguh bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan mengeluarkan mereka dari neraka...[117]

Seri Syafaat bag. 4 Yang Memberi dan Yang Menerima Syafaat (oleh Markaz Arrisalah)


Bagian Keempat


Pemberi dan Penerima Syafaat


Pertama: Pemberi Syafaat

Berapakah jumlah para pemberi syafaat menurut versi Al Quran Al-Karim? Apakah kitab suci ini menyebutkan nama dan sifat mereka secara jelas?
Jika kita meneliti ayat-ayat Al Quran Al-Karim dengan cermat, kita akan berkesimpulan bahwa Allah SWT dalam kitab suci terakhir-Nya tidak pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di hari kiamat akan memberikan syafaat. Namun, dengan menyebutkan beberapa sifat dan kriteria syafi’ (pemberi syafaat) Al Quran menjelaskan bahwa siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut berarti ia adalah syafi’ di hari kiamat.
Ada beberapa kelompok yang disebut oleh Al Quran Al-Karim sebagai syafi’. Di antaranya adalah para nabi a.s., malaikat, dan kaum mukminin yang saleh. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat kepada pelakunya.

Seri Syafaat bag. 3 Efek Syafaat di Dunia (oleh Markaz Arrisalah)



Syafaat dan Pengaruhnya di Dunia

Seluruh pembahasan kita yang telah lalu adalah mengenai syafaat di akhirat. Saat itu, orang yang mendapatkan syafaat akan diampuni semua dosanya dan selamat dari siksaan neraka.
Selain itu, kita juga telah menjelaskan beberapa kritik terhadap konsep syafaat dan jawabannya. Akhirnya, dengan berdasarkan dalil-dalil yang ada, baik yang diambil dari Al-Quran Al-Karim maupun hadis Nabi SAWW, kita berkesimpulan bahwa syafaat selain secara teoritis bisa diterima, di hari akhir juga akan terealisasi karena ia merupakan janji Allah SWT.
Kini, kita dihadapkan pada permasalahan syafaat dan pengaruhnya terhadap kehidupan duniawi kita. Permasalahan ini bisa kita jabarkan dalam bentuk pertanyaan berikut ini.
Apakah meminta syafaat kepada selain Allah SWT untuk hal-hal yang bersifat duniawi dibenarkan dalam syariat Islam? Syafaat semacam ini, seperti meminta rezeki, memohon kesembuhan dari penyakit, keberhasilan dalam usaha, atau keselamatan dari bahaya dan semua hal lainnya yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, bisakah mendatangkan manfaat bagi seseorang? Singkatnya, apakah hal itu diperbolehkan dalam agama dan adakah faedah dibaliknya?

Seri Syafaat bag.2 Mereka Yg Tidak Akan Mendapatkan Syafaat (oleh Markaz Arrisalah)


Bagian Kedua


Syafaat Menurut Ulama Islam

Hampir seluruh ulama Islam bersepakat bahwa syafaat memang ada di hari kiamat dan akan diberikan kepada kaum mukminin. Hanya saja, sebagian dari mereka berselisih pendapat mengenai seberapa luas makna syafaat ini. Mayoritas ulama dari berbagai mazhab dan aliran dalam Islam berpendapat bahwa syafaat akan berguna untuk menghindarkan seseorang dari bahaya dan siksa neraka.

Pertama: Pendapat Ulama Mengenai Makna Syafaat

1. Syeikh Mufid, Muhammad bin Nu’man Al-‘Akbari (wafat tahun 413 H) berkata,
“Syi’ah Imamiyyah bersepakat bahwa Rasulullah kelak di hari kiamat akan memberikan syafaatnya kepada sekelompok orang dari umatnya yang berlumuran dengan dosa besar. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa Amirul Mukminin Ali a.s. akan memberikan syafaatnya kepada para pecinta dan pengikutnya yang memikul dosa, demikian juga para Imam Ma’sum lainnya dari Ahlul bait a.s. Berkat syafaat manusia-manusia suci ini, Allah SWT menyelamatkan banyak orang yang semestinya masuk ke neraka karena dosa yang mereka perbuat.”

Seri Syafaat bag. 1 (oleh Markaz Arrisalah)


Syafaat dalam Bahasa, Al Quran, dan Sunnah

Pertama: Syafaat dalam Bahasa dan Istilah

Dalam Bahasa Arab,شفع  berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenisnya agar menjadi sepasang. Syafaat, yang diambil dari kata syafa‘a ini, dalam istilah berarti memohonkan ampunan untuk dosa yang telah diperbuat. Syafaat juga berarti permohonan ampun oleh seseorang yang memiliki hak syafaat untuk orang yang berhak mendapatkannya. Jadi, syafaat Nabi SAWW atau manusia-manusia suci lainnya untuk sekelompok umat berarti doa, permohonan ampun, atau juga permintaan atas sebuah hajat ke hadirat Allah SWT untuk umat yang menerima syafaat. Ringkasnya, makna syafaat tidak jauh berbeda dari doa.

Kedua: Syafaat dalam Al Quran Al-Karim

Dalam kitab suci Al Quran Al-Karim, kata syafaat dipergunakan untuk menunjukkan beberapa arti yang berlainan. Jumlah seluruh ayat yang secara langsung menyebut masalah syafaat ini adalah 25 ayat yang tersebar di delapan belas surat Al Quran. Semua ayat tadi menunjukkan arti permohonan ampun atas dosa-dosa seperti yang disebutkan dalam arti istilah syafaat yang pertama dan tidak mengacu pada permohonan akan kedudukan yang tinggi di sisi Allah SWT.
Tema syafaat dalam Al Quran Al-Karim dapat kita bagi ke dalam dua permasalahan, yaitu sebagai berikut.
Pertama, permasalahan mengenai pemberi syafaat.
Kedua, permasalahan mengenai kelompok yang berhak menerima syafaat dan mereka yang tidak berhak mendapatkannya.