Ali disisi Rasulullah Seperti Musa dg Harun hanya Tak ada Nabi Lagi Setelahnya

08 September 2008

Kibr awal Kekafiran

Kafir,....
Kafir menjadi sentral pembahasan teologi islam. hal ini menjadi pembeda hamba tuhan sesungguhnya atau pura2 menjadi hamba tuhan.
kafir dekat dengan kata kufur yaitu secara sederhana dapat diartikan sebagai ingkar atau pengingkaran. sedangkan kufur sendiri menurut Imam Khomeini berakar dari sifat kibr atau sombong, dan kata mutakabbir disematkan kepada seseorang yang sombong. Kesombongan inilah juga yang mengakibatkan tergelincirnya Iblis dari syurga allah swt dan mendapatkan laknatnya. Iblis karena kesombongan nya, yang terbuat dari api, harus bersujud kepada Adam ketika adam diciptakan dari tanah lempung yang kotor dan bau.

dari definisi awal tadi paling tidak dapat disimpulkan, iblis sebenarnya mengakui ketinggian derajat manusia melalui perintah allah untuk bersujud kepada manusia, namun iblis dengan kesombongannya dia mengingkari kebenaran tersebut.

Kesombongan ini pulalah menjadi puncak keburukan ahlak. saking buruknya sifat sombong ini hadis nabi" tidak akan mencium bau syuarga bila didalam diri seseorang masih tertinggal kesombongan walau sebesar debu".

kesombongan pulalah manusia berpotensi mengingkari setiap kebenaran. kesombongan bukan saja membuat manusia dapat menjadi zalim bahkan dengan kesombongan pulalah manusia bisa menentang dan menantang setiap hikmah, kebenaran dan mengingkarinya. Contoh yang paling panjang dari cerita kesombongan yang berakhir dengan kekafiran adalah FIraun. Alquran menjelaskan dengan sangat jelas bagaimana kesombongan firaun karena absolutnya kekuasaannya sehingga tak ada satu kekuatan pun pada zamannya tersebut yang mampu melampaui kehebatannya. bahkan dalam berbagai cerita Firaun mampu mencabut nyawa seseorang seketika.

akhirnya firaun menjadi sombong, segala logika, rasionalitas, kemudian melebur dalam kesombongannya. dengan bukti2 yang sangat nyata sekalipun dia tetap mengingkari kebenaran walaupun barang kali dirinya sendiri tak bisa menolak kebenaran melalui bukti2 yang di bawa oleh musa as kebenaran yang sangat nyata, menjadi hujjah atas eksistensi tuhan.

firaun dengan kesombongannya tidak ingin disaingi, yang akan menjatuhkan kekuatan dan kekuasaannya bila ada sesuatu yang lebih kuat dari dirinya. akhirnya tentu saja dia menjadi sangat zalim, untuk membuktikan kehebatannya dia membunuh semua lelaki dari bani israil. sebagai bukti bahwa hanya dia saja yang bisa mencabut nyawa manusia. kesombongan pulalah membuat orang menjadi sangat zalim menegasikan setiap sesuatu yang lebih hebat dari dirinya.

akhirnya firaun menantang dan mengingkari tuhan, nabi dan hari pembalasan.

dalam akidahyang diterima semua agama sebenarnya kafir adalah pengingkaran terhadap
1. pengingkaran allah sebagai penguasa tunggal jagat semesta.
2. pengingkaran terhadap hujjah2 yang membuktikan eksistensi tuhan yaitu pengingkaran nabi2 allah.
3. pengingkaran terhadap adanya hari pembalasan.

begitu pun quraysi mekkah, adalah masyarakat/kelompok sosial yang kibr, atau takabbur, mereka mengingkari semua apa yang dibawa oleh Muhammad Saw.

kesombongan lah yang membuat suatu kelompok masyarakat merasa lebih baik dari yang lain, dengan demikian kelompok yang dianggap lebih rendah untuk dikuasai dan melayani kehendak kelompok sosial yang lebih tinggi.

kecenderungan pada kesombongan, telah dicatat oleh sejarah menjadi sumber kehancuran peradaban manusia. Hitler dengan kesombongannya, menganggap hanya dirinya dan ras nya sajalah yang paling berhak mengatur peradaban manusia, siapapun yang menentang teori hitler tersebut harus diperangi dan di musnahkan, maka bani israil yang menjadi rivalnya menjadi korban hitler.

maka kesombongan pada puncaknya bukan saja menjadi pengingkaran terhadap tuhan, puncak kesombongan akan menjadikan manusia merasa dirinya tuhan sesungguhnya, tidak ada kekuatan lain yang lebih kuat dan dominan dari dirinya.

maka dari penjelasan diatas saya meyakini, bahwa seluruh penganut agama yang tawadhu' lawan dari kibr akan siap menerima kebenaran. kerendahatian, dengan sendirinya mengakui dan mensaksikan bahwa ada kekuatan tunggal yang menciptakan alam raya ini, yaitu tuhan yang maha esa. sebagai manifestasi dari pengakuan tersebut, tentu saja akan mengakui bahwa ada orang-orang terpilih wakil tuhan dimuka bumi yang akan membimbing manusia menuju tuhan. karena sifat tawadhu' juga manusia manusia secara naluriah, akan mengakui bahwa ada alam lain setelah alam ini yang dipersembahkan oleh tuhan bagi mempertanggung jawabkan segala perilaku manusia didalamnya.

dari penjelasan tersebut, maka sumber kekafiran adalah sifat kibr/sombong yang mengakibatkan kekufuran atau pengingkaran terhadap kebenaran walaupun hujjah atau bukti kebenaran itu telah sangat jelas dan sangat nyata, karena dengan kesombongannya menjadi hijab dirinya. dan saya juga meyakini bahwa kekafiran itu adalah simbol moral atau akhlak yaitu berakar dari sombong.



إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang yahudi, orang-orang nasrani, dan orang-orang shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada allah, dan hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran bagi mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. (2:62)

ayat diatas juga menjadi penjelas tuhan bahwa setiap manusia apapun agamanya berpotensi untuk mendapatkan keselamatan pada hari pembalasan nanti, dengan syarat, mereka beriman kepada allah, beramal saleh, dan beriman kepada hari akhir.

definisi kafir yang disematkan kepada non muslim alangkah baiknya kita kaji kembali, sehingga terminologi tersebut tidak membawa kita pada penyeragaman setiap orang pada penganut agama selain islam. yang akibatnya kita juga tumbuh benih-benih ashabiyah yang juga dekat dengan kesombongan, yang pada akhirnya muslim menjadi begitu eksklusif dan menganggap non muslim sebagai kafir dan tempatnya lah dineraka.

tidak mesti penganut agama lain tidak bertauhid. bukankah tauhid itu mengakui adanya penguasa dan pemilik tunggal yang menciptakan jagat semesta ini.

kekafiran yang disematkan kepada non muslim hanyalah ilusi dan kesemuan keyakinan.


Dikeluarkan oleh Ibn Jarir dan Ibn Abi Hatim dari Al-Suddi. Ia berkata: Orang-orang Islam bertemu dengan orang-orang Yahudi dan Nashara. Orang Yahudi berkata kepada orang Islam: Kami lebih baik dari kalian. Agama kami sebelum agama kalian dan Kitab kami sebelum kitab kalian. Nabi kami sebelum Nabi kalian. Kami mengikuti agama Ibrahim. Tidak akan masuk surga kecuali orang Yahudi. Berkata juga orang Nashara seperti itu. Maka berkatalah orang Islam: Kitab kami sesudah kitab kalian, Nabi kami sesudah Nabi kalian, dan agama kami sesudah agama kalian. Kalian telah diperintahkan untuk mengikuti kami dan meninggalkan urusan kalian. Kami lebih baik dari kalian.Kami berada pada agama Ibrahim, Ismail, dan Ishaq. Tidak akan masuk surga kecuali orang yang memeluk agama kami. Allah menolak perkataan mereka dan berfirman: Bukanlah angan-angan kamu dan bukan juga angan-anga n Ahli Kitab… (Al-Durr al-Mantsur, 2:6

saya meyakini semua penganut agama berpotensi untuk mendapatkan keselamatan, jika akhlak mereka mulia, cerminan dari kebertuhanan agamanya. karena ketinggian agama seseorang tercerminan dari ketinggian akhlak nya. bukankah tuhan berfirman bahwa muhammad diturunkan untuk memperbaiki ahklak yang terpuji. karena kesempurnaan kebertuhanan muhammad tercermin akhlak nya yang begitu sempurna berakhlak dalam akhlak tuhan. cerminan penghambaan yang paripurna

Tidak ada komentar: