Ali Shari'ati --yang lahir di Mashhad pada 1933-- adalah rowshanfekr yang kompleks. Betapa kompleksnya Shari'ati, terpapar menerusi wacana bersimpang-siur mengenainya pasca revolusi Islam Iran 1979. Dengan kompleksiti ini, maka bagaimanakah cara paling jerneh untuk kita memahami Shari'ati? "Dengan mencermati sistem pemikirannya," kata Abdolhossein Panah, penyelidik Institute for Islamic Culture & Thought (IICT), Iran.
Khosropanah mengungkapkan hal ini sewaktu ditemubual di tempat tugasnya tersebut mengenai pemikir ‘Islam-Marxisme' ini. Shari'ati, pada Ervand Abrahamian, adalah seorang "idealog revolusi Iran." Sementara, pada Ali Rahnema, adalah seorang "guru, penceramah, dan pemberontak." Tapi, Shari'ati di mata Khosropanah yang baru menerbitkan buku "Pathology of Contemporary Religious Research: Shari'ati, Bazargan and Soroush's Theological Thoughts" ini mendapat nada kritis. Buku ini bukan calang-calang di Iran, lantaran terpilih sebagai antara buku terbaik ketika anugerah buku musim luruh tahun 2009. Selain itu, Khosropanah adalah agamawan-intelektual yang prolifik, dan mula mendapat tempat di panggung intelektualisme Iran.